Softskill ilmu budaya dasar
"Artikel Tentang Kejiwaan "Phobia"
Phobia
adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau
situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar
pada kenyataan. Istilah “phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan
atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh
sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang
menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.
Gejala
dan Penyebab Phobia
·
Gejala Phobia
Simtom
yang muncul pada penderita phobia secara umum hampir sama dengan gejala
kecemasan, akan tetapi simtom-simtom yang ada terarah pada situasi dan kondisi
tertentu saja (tidak menyeluruh). Beberapa simtom yang ditemukan pada penderita
gangguan phobia:
1)
Sering sakit kepala, migrain.
2)
Ingin tidur lebih lama.
3)
Berkeringat secara berlebihan.
4)
Otot menegang.
5)
Rasa ingin muntah.
6)
Peningkatan rasa cemas
7)
Berpikir secara tidak realistis, takut dan membayangkan sesuatu bakal terjadi.
8)
Sulit berkonsentrasi.
9)
Mudah merasa capai atau letih.
10)
Gemetar.
11)
Kewaspadaan secara berlebihan (overt alertness)
12)
Phobia erat kaitannya dengan pengalaman trauma sebelumnya
13)
Takut terhadap sesuatu kondisi atau situasi tertentu yang menimbulkan kecemasan
akan tetapi kecemasan itu berkurang bila situasi atau objek yang ditakuti itu
tidak berada disekitar individu
·
Penyebab Phobia
Sama dengan jenisnya, ternyata penyebab
phobia juga bermacam-macam. Seperti adanya faktor biologis di dalam tubuh,
seperti meningkatnya aliran darah dan metabolisme otak.
Terkadang,
phobia juga dapat terjadi karena adanya sesuatu yang kurang normal dalam
struktur otak. Namun, para psikolog bersepakat bahwa phobia lebih sering
disebabkan oleh kejadian traumatis yang pernah dialami seseorang.
Alternatif Penanggulangan
Berikut
beberapa perawatan utama untuk mengatasi phobia, yaitu:
a.
Terapi berbicara.
Perawatan
ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang
bisa digunakan adalah:
1.
Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti
ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia.
Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya.
2.
Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam
untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa
dilakukan untuk mengatasinya.
3.
Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu
konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam
rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia.
b.
Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
Orang
yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi
perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara
bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi
yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak
cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan
dengan pengobatan dan terapi perilaku.
c.
Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan
obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan
terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan
untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan.
Terdapat
3 jenis obat yang direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu:
1.
Antidepresan: obat ini sering diresepkan untuk mengurangi rasa cemas,
penggunaannya dizinkan untuk mengatasi fobia yang berhubungan dengan sosial
(social phobia).
2.
Obat penenang: biasanya menggunakan obat yang mengandung turunan
benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan yang parah,
tapi dosis yang digunakan harus serendah mungkin dan penggunaannya sesingkat
mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan obat tersebut berhubungan efek
ketergantungan.
3.
Beta-blocker: obat ini biasanya digunakan untuk mengobati masalah yang
berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah jantung dan tekanan darah
tinggi (hipertensi). Karena berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai
detak jantung tak beraturan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar