BEDAKAN KURANG GIZI DAN GIZI BURUK
TRIBUN-TIMUR.COM, - Banyak orang yang
menganggap bahwa anak bergizi buruk adalah anak yang kurus, lemah, dan
sakit-sakitan.
Hal ini tidaklah salah, namun anak yang
sepintas terlihat sehat pun bisa mengalaminya.
"Dalam kasus gizi ini, anak-anak bisa
digolongkan menjadi anak gizi buruk dan anak gizi kurang," tukas dr
Saptawati Bardosono, spesialis gizi klinik dan dosen Fakultas Kdokteran
Universitas Indonesia kepada Kompas Female, beberapa waktu lalu.
Ketika tidak mendapatkan asupan gizi yang
sesuai usiannya, anak akan mengalami masalah kekurangan gizi. Kurang gizi
ditandai dengan badan yang kurus, karena berat badannya kurang untuk anak
seusianya. Terlepas dari masalah genetik, tubuhnya juga lebih pendek dibanding
anak lain seusianya. Jika masalah kekurangan gizi ini tidak segera diatasi,
anak akan mengalami masalah gizi buruk. "Waktu anak masih kekurangan gizi,
sebaiknya segera diatasi dengan memberikan asupan gizi yang cukup. Tapi kalau
sudah gizi buruk harus ditangani secara medis," tambahnya.
Sementara itu, anak bergizi buruk lebih mudah
terlihat karena gizi buruk ini sangat mempengaruhi fisiknya. Gizi buruk dibagi
menjadi dua jenis, yaitu marasmus, dan kwasiorkor. Penderita marasmus ini
ditandai dengan tubuh yang sangat kurus, sehingga tulang-tulangnya sangat
menonjol. Ibaratnya, hanya tinggal tulang berbalut kulit saja. Sedangkan
penderita kwasiorkor memiliki perut yang buncit dan kaki yang membengkak.
Biasanya hal ini disebabkan karena anak kekurangan protein.
Penanganan gizi buruk dan gizi kurang
Memperbaiki anak dengan status kurang gizi
boleh dibilang lebih mudah daripada anak dengan gizi buruk. Anak bergizi kurang
biasanya disebabkan karena kekurangan gizi mikro seperti zat besi, vitamin,
atau yodium. Penambahan gizi dalam asupan makanan sangat diperlukan untuk
memperbaiki status gizi anak. Sedangkan untuk anak bergizi buruk, penanganan
seperti ini tidak serta merta dapat memperbaiki status gizinya.
"(Status gizi buruk) Harus dimulai
dengan pendekatan medis dulu karena sudah masuk dalam tahap yang cukup
berbahaya, dan harus ditangani dengan benar," ujar Saptawati.
Biasanya untuk penanganan tahap awal ini,
anak bergizi buruk akan diberi pengobatan medis selama dua hari sampai berat
badannya meningkat sedikit. Peningkatan berat badan ini berkisar antara lima
sampai 10 gram per kilogram berat badannya semula. "Ketika sudah memiliki
berat tubuh yang meningkat, anak bisa dikatakan sudah meningkat status gizinya.
Kemudian proses selanjutnya harus didukung oleh orangtua masing-masing,"
beber Saptawati.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar